JAKARTA—Ribuan emak-emak ikut mendukung deklarasi Gerakan Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu atau Gerakan Emas yang dilaksanakan di Klender, Jakarta Timur, Rabu, 24 Oktober 2018.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang menjadi MC acara deklarasi Gerakan Emas menjelaskan, gerakan masyarakat ini terinspirasi dari keprihatinan Prabowo Subianto terhadap nasib dan masa depan generasi muda yang bermasalah dengan kecukupan gizi ketika bertumbuh.
"Gerakan masyarakat ini berangkat dari keprihatinan dan kepedulian masyarakat yang terinspirasi dari kepedulian Prabowo Subianto yang telah memperjuangkan perbaikan gizi buruk bagi anak-anak selama 15 tahun lebih," ujar politisi yang akrab dipanggil Sara di hadapan ribuan emak-emak yang hadir.
Sara merangkul gerakan masyarakat ini dan memperkenalkannya kepada teman-teman sesama perempuan. Ibu Nur Asia, istri Sandiaga Uno, pun sangat tertarik untuk mendukung gerakan ini hingga akhirnya menjadi ketua umum Gerakan Emas.
"Dalam diskusi itu ada kesepahaman antara Ibu Nur Asia dan kelompok masyarakat untuk bersama-sama mengampanyekan kewaspadaan kepada ibu hamil dan balita terhadap ancaman gizi buruk," ujar politikus yang kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI dari Dapil III DKI Jakarta ini.
Sara mengatakan data World Bank menyebutkan hampir 9 juta atau 37 persen anak balita yang tercatat di Indonesia terhambat pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikirnya.
Jumlah ini menempatkan Indonesia dalam peringkat negara ke-lima di dunia dengan prevalensi jumlah terbanyak anak-anak penderita stunting.
Kondisi stunting berdampak pada kegagalan pertumbuhan, keterlambatan kognitif anak, serta produktivitas yang rendah sehingga lebih sulit untuk berkompetisi.
Penderita juga mengalami daya tahan tumbuh rendah sehingga berdampak pada resiko gangguan metabolik.
"Dampak gizi buruk ini sangat luas, bukan hanya masa depan anak, tapi masa depan bangsa. Karena itu perlu perubahan yang radikal dalam upaya pencegahan gizi buruk ini," ujar aktivis perempuan ini.
Sara berharap gerakan ini menjadi titik awal gerakan sosial di Indonesia dalam rangka menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya bagi ibu hamil dan balita mengonsumsi gizi yang baik seperti susu, tempe, ikan dan kacang hijau. Selain itu, ketersediaan air bersih berkualitas yang terbatas dan kurang baiknya sanitasi menjadi sebagian faktor terjadinya stunting.
"Pengentasan gizi buruk ini bisa terjadi dan berhasil secara signifikan jika kemiskinan dan kelemahan ekonomi yang selama ini hinggap di masyarakat bisa diatasi segera dengan kebijakan pemerintah yang pro rakyat," tegasnya.