JAKARTA - Wakil Ketua Tim Kampannye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menilai istilah 'buta dan budek' yang digunakan cawapres Ma'ruf Amin merupakan sebuah kiasan yang biasa digunakan sehari-hari.
Saat itu Ma'ruf Amin mengatakan hanya orang 'buta' dan 'budek' yang tidak bisa melihat prestasi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK). Ucapan itu pun menuai kontroversi dengan segala penafsiran politiknya.
"Itu sebenarnya bahasa yang biasa dipakai semacam kiasan agar masyarakat mudah mengerti, mudah memahami karena itu kiasan yang sangat biasa, sehari-hari. Artinya Kiai Ma'ruf mendorong semua pihak termasuk oposisi itu bisa berfikir dan bersikap obyektif," ujar Karding kepada Okezone, Senin (12/11/2018).
"Katakan yang ada itu ya ada, yang tidak ada ya tidak ada. Katakan yang benar itu benar dan yang tidak benar ya tidak benar," imbuhnya.
Baca Juga: Pilpres 2019 Berat bagi Prabowo, Apalagi Jokowi Sering Dikepung Fitnah