JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap diterpa isu miring. Bukan hanya mengenai kebijakannya sebagai kepala negara. Namun, juga tentang personalnya, yang paling menohok mengaitkan dirinya dengan organisasi terlarang Partai Komunisi Indonesia (PKI).
Isu tersebut ternyata membuat Jokowi gusar, dan memendamnya hingga bertahun-tahun untuk meluapkannya. Ia meluapkan kegusarannya itu di hadapan para kiai dan ulama, di Masjid Baitusallam Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Rabu 21 November 2018.
Menurut Jokowi, PKI dibubarkan tahun sekira 1965/1966, sementara dirinya baru 1961. Artinya, umur Jokowi baru empat tahun kala itu. "Apa ada aktivis balita? ujarnya.
(Baca Juga: Deklarasi Relawan di Solo, Prabowo Tuding Elite Politik Porak-porandakan Ekonomi Indonesia)
Bukan hanya Jokowi, isu PKI ternyata juga menyerang keluarganya, baik itu orangtua dan kakek-neneknya. Ia pun menegaskan kembali, di era sekarang tak ada yang bisa ditutupi, dan bisa telusuri dengan mudah latar belakang keluarganya.
"Di Solo NU banyak, Muhammadiyah ada, Persis ada, LDII juga ada, FPI juga ada. Ya tanyakan saja di sana, keluarga saya bagaimana. Saya Muslim, keluarga saya Muslim," tuturnya.
"Silakan tabayyun, tapi bayar sendiri-sendiri," kelakar Jokowi disambut tawa.
(Baca Juga: Rakornas Pemilu 2019 Bangun Sinergitas Kuat Penyelenggara, Pemerintah dan Pemda)
Calon presiden di Pilpres 2019 itu menuturkan, bahwa dirinya bukan siapa-siapa sehingga dirinya selalu merasa biasa saja ketika difitnah macam-macam. Namun, sudah empat tahun lamanya ia diam.
"Saya ini hanya orang kampung. Makanya saya dibegitukan, ya biasa saja. Sabar-sabar saja. Ya sabar ya Allah. Tapi saya jawab begini boleh juga kan? Empat tahun saya diam saja," terangnya.
(Arief Setyadi )