MENTERI Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan dua pelaku serangan bom bunuh diri asal Indonesia berada di balik serangan gereja Katolik di Pulau Jolo.
Ano mengatakan hal itu Jumat (1/2/2019) setelah militer memastikan bahwa pengebom bunuh diri yang merupakan "pasangan" menyerang gereja dan menyebabkan 22 orang meninggal dan 100 lainnya luka-luka.
"Yang bertanggung jawab (dalam serangan ini) adalah pembom bunuh diri Indonesia. Namun kelompok Abu Sayyaf yang membimbing mereka, dengan mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan ini ke gereja," kata Ano mengutip BBC Indonesia.
"Tujuan dari pasangan Indonesia ini adalah untuk memberi contoh dan mempengaruhi teroris Filipina untuk melakukan pemboman bunuh diri," tambahnya.
Baca: Korban Bom di Gereja Filipina Bertambah, Jubir Presiden: Musuh Negara Berani Menantang Pemerintah!
Baca: Gereja di Filipina Dibom 2 Kali, 17 Orang Tewas dan 43 Luka-Luka
Ia juga mengatakan daerah, "Zamboanga, Davao, Cagayan de Oro merupakan sasaran ideal teroris."
Kepala Kepolisian Provinsi Sulu, yang membawahi Jolo, Pablo Labra mengatakan beberapa saksi mata menunjuk pria dan perempuan yang mereka percaya berada di balik pemboman itu.
Sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
(Rachmat Fahzry)