Krisis Venezuela: Orang-Orang Ini Siap Mati untuk Presiden Maduro

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 07 Februari 2019 08:46 WIB
Sombra, salah satu pendukung Presiden Maduro yang siap untuk revolusi (Foto: Kevin Jordan/BBC)
Share :

Permulaan minggu ini, Maduro mengatakan dirinya tidak mengesampingkan kemungkinan perang saudara karena kebuntuan yang terjadi, dan memperingatkan Presiden AS Donald Trump, yang pemerintahannya mendukung Guaidó, bahwa dia berisiko mengulangi Perang Vietnam jika campur tangan.

Dari tahun 1965 sampai 1973, ratusan ribu tentara AS dikirim ke Vietnam untuk membantu memerangi pasukan komunis lewat sebuah perang mahal dan gagal, yang menciptakan kerusuhan dalam negeri dan AS akhirnya dipermalukan dunia.

"Siapa yang mengatakan Venezuela tidak bisa menjadi Vietnam baru?" kata Navas.

Guaidó menolak tegas ancaman perang saudara di Venezuela dengan mengatakannya sebagai sebuah "rekaan".

(Foto: Reuters)

Menentang 'kudeta'

Sombra, atau "bayangan" dalam bahasa Spanyol dan juga bukan nama aslinya, adalah anggota colectivo yang berbeda, Guerra a Muerte, nama yang berasal dari Dekrit Perang sampai Mati yang dikeluarkan Bolívar pada tahun 1813 saat perang kemerdekaan Venezuela.

Bagi dirinya, masalah yang dihadapi "negaranya yang cantik" adalah karena rakyatnya tidak mengakui "warisan besar yang ditinggalkan komandan selamanya", Chávez.

Sombra, yang juga bekerja sebagai satuan pengamanan, mengatakan Maduro adalah presiden yang sah - meskipun pemilihannya kembali tahun lalu dipertanyakan banyak pihak di dalam maupun di luar negara itu - dan usaha yang dilakukan oposisi untuk menurunkannya sama dengan sebuah kudeta.

"Kami menginginkan masalah diselesaikan lewat dialog," katanya. "(Tetapi) saya akan mengorbankan hidup saya demi revolusi, tentunya".

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya