JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, Inas N. Zubir menilai bahwa pidato Prabowo Subianto tentang narkoba di Indonesia keliru. Menurut Inas, pidato Prabowo terkesan memanipulasi data dan fakta yang ada.
Dalam pidatonya, Prabowo mengatakan bahwa jumlah pengguna narkoba di Indonesia telah mencapai 5,9 juta pada 2015 lalu. Padahal, kata Inas, berdasar data BNN jumlah pengguna narkoba per tahunnya terus menurun hingga 2018.
"Tidak ada data dari 2016, 2017 dan 2018, padahal Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Diah Utami di Gedung BNN, pada tanggal 26 Juni 2018 mengatakan bahwa pengguna narkoba pada tahun 2017 adalah 3,5 juta orang!" kata Inas kepada Okezone, Jakarta, Minggu (10/3/2019).
"Lalu Prabowo membuktikan dirinya sebagai produsen hoax terbesar di Indonesia dengan mengatakan bahwa kemungkinan 8 juta anak-anak kita kena narkoba, dan 10 tahun lagi, 20 juta anak-anak Indonesia candu narkoba!" imbuhnya.
Minimnya data dalam pidato Prabowo juga tampak ketika ia menyebut jumlah kartel narkoba internasional di tanah air. Mantan Pangkostrad itu mengatakan ada 72 kartel narkoba yang "bermain" di Indonesia.
Menurut Inas, hal ini terbantahkan oleh ucapan Budi Waseso (Buwas) pada 2 Agustus 2016, ketika masih menjabat sebagai Kepala BNN. Kala itu, Buwas, dikatakan Inas, 72 jaringan internasional narkotika yang mengincar Indonesia sebagai tempat pemasaran.
Inas menjelaskan, berdasarkan data Buwas jaringan narkoba internasional itu belum masuk ke Indonesia. Tetapi, lanjut Inas, Prabowo menyebut kartel narkoba telah masuk ke Indonesia. Sebab itu, dia menilai data tersebut keliru.
"Jika keterangan kepala BNN saja dimanipulasi sedemikian rupa demi kepentingan intrik politik Prabowo Subianto, maka apabila Indonesia dipimpin oleh politikus seperti itu, bisa jadi banyak lawan politik-nya kelak yang dijebloskan ke penjara berdasarkan fakta dan data yang dimanipulasi juga!" tutup Inas.
(Khafid Mardiyansyah)