“Saat ini, ada sekitar 40 lembaga survei nasional. Jika ada polemik bisa diselesaikan, data yang dirilis oleh lembaga survei ke publik, bisa di laporkan. Tahun 2014 lalu, karena dianggap bermasalah, ada lembaga survei laporkan. Kemudian, setelah didebatkan di dewan etik ada dua lembaga survei dikeluarkan dari asosiasi lembaga survei Indonesia,” ujarnya.
(Baca Juga: BSSN Sebut Situs KPU Masih Aman dari Hacker saat Pilpres 2019)
Pria yang juga akrab disapa Mas Toto menambahkan kalau lembaga survei bisa saja salah. Namun, yang utama jangan melakukan kebohongan. “Memang agak sulit mengakomodir tuduhan lembaga survei, karena pihak yang merasa kalah menganggap kembaga survei salah. Disini penting untuk menguji, tidak mungkin lembaga survei merilis hasil imbang di dua kubu, pasti ada yang lebih baik dan buruk. Ini kan kegiatan ilmiah yang dipotret dari perilaku pemilih di lapangan. Kuncinya, ilmiah atau tidak dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.
Keunggulan paslon 01 yang dirilis beberapa lembaga survei, salah satu penilaiannya adalah rakyat merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi yang begitu tinggi. Hal inilah yang membuat Paslon nomor urut 01 unggul.
(Arief Setyadi )