"Fenomena ini terjadi karena pertemuan dua jenis massa air dari sisi timur dan barat Madura yang densitasnya berbeda antara suhu, kadar garam, dan kerapatan airnya. Kemudian tidak bisa menyatu seperti air terbelah yang terjadi saat ini. Ini biasa terjadi," kata Coi, sapaan akrabnya, Rabu (20/3/2019).
Menurut Coi, ketika air laut surut, air dari muara sungai dipompa menuju ke laut. Pertemuan arus keduanya membentuk buih-buih batas.
Fenomena tersebut terlihat lebih memanjang hingga ke Sampang, Madura, yang jaraknya sekitar 50 sampai 60 KM dari Suramadu.
(Qur'anul Hidayat)