Menurut Koordinator tim dokter Padi Medika yang menangani khitanan tersebut, dr Alfi Rizal, dengan sistem sirkumsisi laser yang mutakhir, ia menjamin pasien kembali bisa beraktifitas normal dalam tiga hari. “Jadi, anak-anak ini Senin depan sudah bisa kembali bersekolah seperti biasa,” kata Alfi.
Hampir bisa dipastikan, setiap tahun putra-putri Pak Harto menggelar sunatan massal. Acara bisa digelar di berbagai kota. Misalnya pada 2015 lalu dilakukan di Monumen Memorial Jenderal Besar HM. Soeharto, di Dusun Kemusuk, Argomulyo, Bantul, Yogyakarta. Saat itu dikhitan 117 anak. Tahun lalu, di Masjid At-Tin juga dikhitan 205 anak.
“Ini bentuk kepedulian keluarga kami, membantu masyarakat menjalankan perintah Rasulullah SAW,” kata Titiek. Ia juga menegaskan, kepedulian itu ditanamkan dan terus dipupuk Pak Harto kepada mereka, anak-anaknya. “Bapak selalu menasihati kami untuk senantiasa peduli kepada rakyat kecil.”
Malam sebelum acara digelar, Titiek dan sebagian panitia melakukan ziarah dan nyekar ke makam Pak Harto dan Ibu Tien di Astana Giribangun, di Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar. Komplek makam keluarga yang berdiri 660 meter di lereng Gunung Lawu, itu berjarak sekitar 35 km dari kota Solo.