PALANGKARAYA – Terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri dan Polda Kalimantan Tengah di Kota Palangkaraya serta Kabupaten Gunung Mas berjumlah 34 orang, termasuk laki-laki dewasa, perempuan dewasa, dan sisanya anak-anak.
Polda Kalteng telah menetapkan dua orang yakni berinisial A dan T yang tinggal di Jalan Pinus Permai III Palangkaraya sebagai tersangka. Sedangkan sisanya masih dalam pemeriksaan intensif petugas.
"Sebenarnya keberadaan kelompok tersebut di Kalteng difasilitasi salah satu warga Palangkaraya bernama Ansyari sejak awal 2019," ungkap Kabid Humas Polda Kalteng Kombes Hendra Rochmawan, di Palangkaraya, Kamis (13/6/2019), seperti dikutip dari Antaranews.
Menurut dia, kelompok terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD) yang diamankan di Kalteng sangat berbahaya, sebab seluruh anggotanya mampu merakit bom berdaya ledak tinggi.
"Kemudian mereka mengincar polisi yang berada di Jakarta, bukan di Kalteng," tegasnya.
(Baca juga: Ada 25 Terduga Teroris Diamankan di Palangkaraya dan Gunung Mas)
Sebelum berangkat ke Jakarta, salah satu dari anggota kelompok JAD itu sudah mempersiapkan pembuatan bom pipa dan bom dari ponsel yang dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Oleh karena itu, saat Densus 88 mengamankan kelompok tersebut dari sejumlah tempat di Palangkaraya. Diamankan juga berbagai alat yang digunakan untuk merakit bom.
"Selama enam bulan mereka sudah berada di Kalteng untuk berlatih serta mengumpulkan kekuatan. Kemudian akan bergerak ketika menerima instruksi pergi ke Jakarta," jelas Hendra.
Pada 2018, kelompok yang bermarkas di Aceh tersebut bubar, sebab anggotanya ada yang ditangkap Densus 88 sehingga mereka berpencar dan salah satunya masuk ke Kalteng.
(Baca juga: Densus 88 Hanya Tangkap 2 Terduga Teroris di Palangkaraya)
Hendra menjelaskan, aksi kelompok itu ada di Jakarta dan saat ini sudah mulai bergerak, hanya saja berhasil digagalkan Polda Kalteng dan Densus 88. Di Palangkaraya sudah ada JAD bernama Ansyari yang memiliki istri berasal dari Kapuas.
"Jadi sebenarnya jaringan ini pelarian, bukan mengasingkan diri sambil melakukan pelatihan dan pencarian dana," ungkap Hendra.
Mantan Kapolres Palangkaraya tersebut menambahkan, kelompok ini berencana ingin menunggangi sebuah aksi di Jakarta dan terlibat dalam berbagai kerusuhan maupun teror di beberapa wilayah Indonesia.
(Hantoro)