Moeldoko mengaku membaca informasi prajurit TNI yang terpapar radikalisme lewat media dan dari pernyataan Menhan Ryamizard Ryacudu. Ia pun akan mengkonfirmasi dari mana asal data mantan KSAD tersebut.
"Baru tadi saya baca dan saya akan konfirmasi dulu kepada beliau dasarnya apa, riset atau survei dari mana dan seterusnya," kata dia.
Menurut Moeldoko, angka 3% prajurit TNI yang terpapar radikalisme itu cukup banyak. Sehingga, pemerintah akan mencari tahu apa penyebab yang membuat prajurit TNI menjadi radikal.
Selain itu, Moeldoko meminta agar para komandan yang ada di setiap kesatuan TNI bisa lebih mengoptimalkan jam komandan. Dengan begitu, para komandan tersebut bisa mengetahui secara pasti penyebab radikalnya ideologi dari anggotanya.
"Di TNI itu ada yang namanya Santi Dharma. Itu biasanya ada jam komandan setiap saat itu ada jam komandan. makanya yang perlu kita lihat lagi adalah sudah sejauh mana kita dalami itu," tandasnya.
(Awaludin)