Sebelumnya, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dispertan KPP Kota Solo, Evy Nurwulandari, mengatakan ada 22 warung yang menjual olahan daging anjing di Solo. Puluhan warung itu per harinya membutuhkan pasokan 84 ekor anjing. Jumlah tersebut berdasarkan pendataan yang dilakukan hingga April lalu.
“Solo saja 22 warung. Mayoritas menyembelih sendiri dan beberapa mengambil pasokan daging dari warung besar. Jadi, warung-warung kecil itu nempil (mengambil dalam jumlah kecil). Warung terbesar di daerah Nusukan sampai 30-35 ekor per hari. Terbesar kedua warung di daerah Gilingan sekitar 20an ekor,” kata dia, kepada wartawan, Jumat 28 Juni 2019.
Baca Juga: Masih Jadi Polemik, Pedagang Satai Gukguk di Karanganyar Pilih Tutup Sementara Warung
Evy mengakui para pemilik warung tidak menggunakan tata cara penyembelihan hewan yang baik. Anjing dipukul moncongnya agar tidak menggonggong dan melawan, baru disembelih. Ada juga yang sudah mati baru disembelih.
“Mereka sebenarnya sadar kalau banyak penolakan (menjual daging anjing). Tapi, keuntungannya besar. Permintaan juga banyak. Saya rasa kalau diajak beralihusaha, cukup sulit. Kalau konsumen sudah tidak ada, lama kelamaan mereka pasti tutup karena tidak ada permintaan,” ucap Evy.
(Fiddy Anggriawan )