"Rem yang tak ternilai dalam perang nuklir telah hilang,” kata Guterres memperingatkan.
"Ini kemungkinan akan meningkatkan, bukan mengurangi, ancaman yang ditimbulkan oleh rudal balistik," tambahnya sebagaimana dilansir BBC, Jumat (2/8/2019). Dia mendesak semua pihak untuk "mencari kesepakatan tentang jalur bersama baru untuk kontrol senjata internasional".
BACA JUGA: Rusia Rencanakan Pengembangan Sistem Rudal Baru untuk Hadapi AS Sebelum 2021
Analis khawatir gagalnya perjanjian bersejarah itu dapat menyebabkan perlombaan senjata baru antara AS, Rusia dan Cina.
"Sekarang setelah perjanjian itu berakhir, kita akan melihat pengembangan dan penyebaran senjata baru," kata Pavel Felgenhauer, seorang analis militer Rusia kepada kantor berita AFP. "Rusia sudah siap."
(Rahman Asmardika)