Penangkal Racun untuk Bisa Ular Weling Belum Ditemukan
Wadir RSD Gunung Jati dr Maria memaparkan, bisa ular weling yang menggigit balita malang itu menyerang sistem saraf dan sel darah. Sehingga mengakibatkan korban mengalami gagal nafas dan jumlah trombosit dalam tubuhnya berkurang.
Kondisi korban kata dia, belum menunjukan perkembangan yang signifikan. Korban sebelumnya sempat diberikan serum anti-bisa sebanyak 10 vial. Namun anti-bisa itu tidak bereaksi apa-apa.
Lanjut Maria, diperlukan anti-serum khusus yang cocok untuk bisa ular weling yang menggigit balita malang itu. Saat ini, di RSD Gunung Jati hanya menyediakan anti-bisa untuk jenis bisa ular welang saja.
"Kita sudah masukan 10 vial anti-bisa ke tubuh korban. Tapi tidak bisa. Karena anti-bisa itu untuk bisa ular welang. Ini ular weling Cirebon. Bisa ular ini menyerang sistem saraf dan sel darah. Jumlah trombositnya berkurang, " kata Maria kepada Okezone.
Pihak RSD Gunung Jati sendiri sampai-sampai harus bekerjasama dengan seorang dokter WHO dari Kemenkes RI, yakni dr Tri Maharani untuk menangani korban.
Diakui Maria, saat ini dr Tri tengah berkonsultasi dengan ahli medis di Thailand dan Australia agar bisa mendapatkan anti-bisa ular weling.
Baca Juga: Bocah 5 Tahun di Cirebon Koma Usai Digigit Ular Berbisa
Masih disampaikannya, ular berbisa yang mematuk balita malang itu berjenis ular weling baru atau Bungarus candidus. Sampai saat ini, anti-bisa atau anti-venom (penangkal racun) dari ular weling ini belum bisa didapatkan di Indonesia.
"Masih belum ada perkembangan signifikan. Jenis ularnya sudah teridentifikasi. Jenis ular Bungarus candidus Cirebon, atau jenis ular weling baru, " ucap Maria.
(Fiddy Anggriawan )