YOKOHAMA - Warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Diamond Princess di Jepang telah meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar dapat segera dievakuasi dari kapal pesiar yang masih menjalani karantina di Pelabuhan Yokohama, Jepang itu. Permintaan bantuan itu disampaikan melalui sebuah video yang dirilis oleh ABC.
Video itu memperlihatkan 10 dari 78 pekerja kapal pesiar Indonesia yang mengenakan masker dan sarung tangan, dan meminta bantuan kepada Presiden Jokowi. Para WNI kru kapal itu menyampaikan ketakutan mereka atas kondisi yang saat ini mereka alami di atas kapal.
BACA JUGA: WNI di Diamond Princess Kecewa Pemerintah Berencana Jemput dengan Kapal Perang
"Kepada Pak Presiden Jokowi yang terhormat, kami yang berada di Diamond Princess di Yokohama sudah sangat takut, ibaratnya dibunuh pelan-pelan," kata salah satu kru WNI dalam video tersebut.
"Kami di sini untuk menghidupi keluarga di Indonesia. Jangan biarkan kami sakit dan mati perlahan-lahan karena kelamaan dievakuasi."
WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess menitipkan melalui @abcaustralia_id video yang ditujukan kepada Presiden @jokowi. Para kru meminta pemerintah Indonesia segera menjemput mereka dari Yokohama, Jepang. pic.twitter.com/mG61bLrF6S
— ABC Indonesia (@abcaustralia_id) February 23, 2020
Salah satu kru lainnya meminta agar Pemerintah Indonesia agar tidak menjemput mereka menggunakan kapal laut, yang akan memakan waktu perjalanan lebih lama, dan memilih untuk dipulangkan dengan pesawat terbang agar bisa segera sampai di Tanah Air.
BACA JUGA: Pemerintah Sangat Berhati-hati Evakuasi 74 WNI dari Kapal Diamond Princess
Permintaan itu berhubungan dengan pernyataan Pemerintah Indonesia yang mempertimbangkan melakukan evakuasi menggunakan kapal angkatan laut yang berlayar dari Surabaya. Perjalanan pulang pergi dari Surabaya ke Yokohama dengan kapal diperkirakan akan memakan waktu hingga 15 hari.
“Kami semua sudah dites dan hasilnya negatif, yang positif (terinfeksi) sudah dievakuasi ke rumah sakit di Yokohama, terima kasih Pak Presiden,” lanjutnya lagi.