Informasi Hoaks Corona Bertebaran di Medsos, Begini Cara Menghindarinya

Fadel Prayoga, Jurnalis
Sabtu 18 April 2020 13:28 WIB
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
Share :

INDONESIA tak hanya menghadapi virus corona (Covid-19) sebagai pandemi, tapi juga harus menangkis informasi menyesatkan alias hoaks yang disebut infodemik. Berbagai isu palsu dilemparkan oleh oknum tak bertanggungjawab hingga menimbulkan ketakutan dan kepanikan.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkomino) mencatat, hingga Jumat 17 April 2020 malam, terdapat 556 berita hoaks yang berhubungan dengan Covid-19.

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Harry Sufehmi mengatakan, jika masyarakat tak bersama-sama mencegah penyebaran infodemik, maka nyawa manusia pun bisa menjadi korban dari berita bohong. Dia mencontohkan informasi tentang obat yang bisa menyembuhkan Covid-19, tapi ternyata info hoaks. 

“Akibat infodemik ini bisa cukup fatal, sampai menyebabkan korban nyawa. Misalnya informasi mengenai obat, tapi hoaks, orang jadi lengah,” kata Harry dalam konrensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (18/4/2020).

Ia memberikan tips untuk membedakan berita palsu dan yang benar. Masyarakat harus diminta memperhatikan sumber dan isi nformasi yang diperoleh, sehingga tak menelan mentah-mentah setiap pemberitaan yang muncul di media sosial. Jika keduanya dipastikan tidak jelas, maka sebaiknya tak diteruskan (forward) atau dibagikan (share) ke orang lain.

Baca juga: Pesan Berantai Kendaraan Dilarang Masuk Depok Dipastikan Hoaks!

“Jadi sebetulnya untuk mengetahui apakah ini hoaks atau bukan, itu simpel. Kita sudah diajarkan dari zaman dulu, yaitu apakah sumbernya jelas, lalu kontennya gimana gitu,” ujarnya.

Dia meyakini, jika seluruh masyarakat mau menerapkan budaya gotong royong dalam menangkal berita hoaks, maka ke depannya berita hoaks terkait apapun akan semakin berkurang. Nantinya, masyarakat tak akan kebingungan lagi dalam mendapatkan informasi yang benar.

“Jadi budaya gotong royong itu hebat. Mari bersama bahu membahu menghadapi pandemik dan infodemik ini,” ujarnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasional Mafindo, Dewi Sari menuturkan, yang paling utama dalam menurunkan angka berita hoaks adalah, masyarakat harus menyaring terlebih dahulu setiap inormasi yang didapat sebelum menyebarkannya. “Jadi kita harus lihat dulu darimana asalnya. Jadi bukan sekadar udah benar, terus dibagi,” ucap dia.

Berdasarkan catatan pihaknya, penyebaran berita hoaks paling banyak di Facebook dan WhatsApp. Ia mencatat dari Januari hingga Jumat 17 April, terdapat 127 berita hoaks soal virus corona yang bertebaran di Facebook. 

Sementara di WhatsAap, terdapat 75 pesan yang kontennya menimbulkan kepanikan dan kecemasan masyarakat. “Salah satu temuan Mafindo yang paling terbanyak saluran penyebaran hoaks Covid-19 adalah Facebook. Itu dari bulan Januari ada 127, WhatsApp ada 75. Sehingga itu menunjukkan bahwa betapa besarnya pengaruh medsos,” kata Dewi. 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya