Imbar menjelaskan, jika sudah terjadi kondisi demikian pada anak, orang tua tidak perlu panik selama sang anak tidak mengeluhkan gejala apapun. Dampak yang paling mungkin terjadi di kemudian hari adalah kepala penis berukuran lebih kecil akibat aliran darah tertekan kulit yang melipat ke atas itu.
"Enggak ada, sepanjang tidak ada keluhan. Kenyataannya di kemudian hari yang ada kepala penisnya kecil," tuturnya.
Phimosis, disebutkannya, kerap terjadi pada kebersihan diri dan lingkungan seseorang. Misalnya mandi dengan menggunakan air yang kurang bersih, sehingga partikel-partikel kecil menempel di bagian dalam kulit penis yang belum disunat.
"Kalau tingkat kebersihannya tidak bagus, misalnya dia tinggal di kampung, dia mandi masih di kali yang airnya tidak jernih maka kejadian ini sering terjadi. Pasir-pasir halus masuk ke dalam kulit lalu memicu infeksi dan rasa gatal pada ujung penis," katanya.
Sebelumnya, kejadian misterius dialami MG pada Kamis 25 Juni 2020 malam. Kedua orang tuanya, Rahmat dan Afiatun, terperanjat begitu mengetahui penis putranya sudah dalam kondisi tersunat. Bahkan guna memastikan kondisi itu, mereka telah berkonsultasi dengan mantri sunat yang membuka praktik di dekat kontrakannya,daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
Keesokan harinya, cerita itu kian ramai menyebar di lingkungan warga sekitar. Para tetangga berdatangan silih berganti mengecek kondisi bocah tersebut. Semua merasa aneh dan bingung karena tak mampu memahami secara logis. Kebanyakan mengaitkan peristiwa itu dengan hal berbau mistis dengan sebutan "disunat Jin".
(Erha Aprili Ramadhoni)