Direktur PDAM Kota Kupang Johny Oetemoesoe, mengakui terjadi penurunan debit pada sejumlah sumber air baku milik perusahaan daerah tersebut, yang menyebabkan suplai air ke konsumen tersendat.
Dia mengatakan saat ini debit air turun drastis berkisar 20 persen sampai 30 persen. “Yang turun signifikan itu terjadi pada sumur bor di Kelurahan Fontein dan mata air Oeba,” katanya.
Sejauh ini pihaknya memanfaatkan 19 sumber air baku sebagai andalan layanan air bersih kepada warga. Dari 19 sumber air baku tersebut, 16 di antaranya adalah berupa sumur bor dan sisanya tiga sumber air permuakaan.
Jumlah sumber air baku yang didominasi sumur bor itulah, lanjut Johny yang dipakai melayani 12.764 pelanggan warga Kota Kupang. “Kalau musim kemarau pasti menurun debitnya,” katanya. Dia juga mengaku tak lagi memiliki sumber cadangan air baku lainnya.
Pemerintah Sediakan 500 Tangki
Mengatasi kesulitan air bersih warga, Pemerintah Kota Kupang lalu menerbitkan kebijakan pembagian air melalui tangki-tangki ke sejumlah kelurahan yang dinilai paling membutuhkan. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, pemerintah lalu menyediakan 500 tangki air.
Kepala BPBD Kota Kupang Jimy Didok mengaku program itu hanya akan menyasar warga yang terimbas krisis air bersih.