Potret Kekeringan di Kupang, Warga Kini Terpaksa Beli Air Tangki

Adi Rianghepat, Jurnalis
Kamis 15 Oktober 2020 13:48 WIB
Ilustrasi. Foto: dok.Okezone
Share :

KUPANG - Warga Kota Kupang saban tahun pasti akan mengalami krisis air bersih dalam rumah. Pemenuhan mulai terasa tak lagi normal jika memasuki musim kemarau seperti sekarang.

Air tak lagi terlayani secara baik ke rumah konsumen melalui pipa-pipa PDAM. Pun jika sempat mengalir, kualitas tak laik minum.

"Sudah hampir dua pekan tak ngalir lagi. Pun jika sewaktu-waktu ngalir, pasti warna airnya kuning dan tak laik konsumsi. Hanya bisa dipakai untuk menyiram tanaman," kata seorang warga Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, Melkiades beberapa waktu lalu.

Dia mengaku, layanan air bersih versi PDAM Kota Kupang memang tak pernah berjalan normal dan memuaskan warga sebagai konsumen saat kemarau. “Apalagi kalau kemarau macam begini, ya, nikmati saja layanannya yang tanpa air mengalir,” tuturnya.

Selain dari PDAM Kabupaten Kupang, sumber pemenuhan air bersih warga adalah membeli air tangki. Jika kebetuhan air memang sangat banyak dan tak bisa ditunda, maka tangki menjadi solusinya. “Kami harus memesan tangki ukuran 5.000 liter dengan harga berkisar Rp60 ribu sampai Rp70 ribu,” katanya.

Hal sama disampaikan Ruth, warga Keluarahan Oebobo yang juga mengaku bergantung kepada layanan tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih dalam rumahnya. “Kami terpaksa beli air tangki, karena tak bisa berharap dari layanan pipa PDAM Kota Kupang,” katanya.

Baca Juga: Memasuki Musim Kemarau BMKG Imbau Petani Waspadai Hama

Gambaran yang dialami Melkiades dan Ruth menjadi contoh kondisi krisis air bersih di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Mengeluh ke Ombudsman RI

Kepala Ombudsman RI Perwakilan NTT Darius Beda Daton mengaku telah mendapatkan laporan serta pengeluhan warga Kota Kupang terkait sulitnya mengakses air bersih akibat layanan PDAM tak lancar dan air tak mengalir. Dia mengaku telah meneruskan semua pengeluhan kepada pihak yang berkompeten yaitu PDAM.

Menurut Darius, persoalan air bersih harus mendapatkan langkah serius, karena dialami hampir semua warga daerah itu. Dan lagi-lagi masalah alam, yaitu pasokan debit di sumber air baku yang menjadi penyebab karena menurun di tengah kemarau.

Baca Juga: 28 Desa Dilanda Kekeringan di Kabupaten Bogor

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya