Ateng Sarton pun meninggal di tempat itu setelah meneriakan takbir tiga kali dan pekikan merdeka tiga kali. Tentara dan anggota regu tembak itu pun kemudian meninggalkan jasad pemuda pejuang yang berstatus masih bujangan itu dengan tertelungkup di sungai. Sejak saat itu tidak diketahui jasadnya kemana.
“Bisa saja dibawa dan diurus warga sekitar atau mungkin juga hanyut terbawa arus sungai. Sebab sampai sekarang tidak diketahui kuburannya di mana,”ungkap Widodo.
Harapan dia di Hari Pahlawan ini, harus ada upaya serius dari Pemkab Purwakarta untuk menelusuri dan membuat penelitian sejarah. Sebab, banyak pejuang-pejuang dia masa kemerdekaan dari Purwakarta yang hingga hari ini tidak diketahui. Sehingga bisa menjadi motivasi kuat generasi muda dalam mengisi kemerdekaan ini.
(Fahmi Firdaus )