BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) akhirnya angkat bicara soal banyaknya keluhan pasien Covid-19, yang tak mendapat pelayanan dari rumah sakit. Salah satu alasan pihak rumah sakit adalah akibat pasien enggan mengantre.
Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSHS Bandung, Muhammad Kamaruzzaman mengatakan, pasien yang semestinya mengantre atau mendapat penolakan, disebabkan karena tidak melalui sistem rujukan terpadu atau Sisrute. Akan tetapi pasien langsung datang ke rumah sakit dengan sebatas membawa surat rujukan.
"Mereka tidak melalui Sisrute tapi rujukan lepas melalui IGD. Begitu diperiksa belum tentu suspek. Setelah kami diagnosa ternyata bukan kasus yang diindikasikan harus dilayani di RS rujukan, " jelas Kamaruzzaman, Senin (7/12/2020).
Sementara RSHS sendiri merupakan rumah sakit rujukan Covid-19 provinsi yang melayani pasien dengan tingkat moderat dan berat. Apabila pasien bergejala ringan, akan dikembalikan ke rumah sakit sebelumnya atau diminta isolasi mandiri.
"Harus dilihat dulu, apakah pasien Covid-19 atau bukan. Memang indikasinya harus dilihat, apakah harus ditangani RSHS, atau cukup di RS yang merujuk, " jelas dia.
Diakuinya, memang perlu berkoordinasi dengan Dinkes Pemprov dan Pemkot terkait dengan sistem rujukan terpadu atau Sisrute ini. Biasanya pasien harus melalui Sisrute kalau dari RS jejaring dan harus sudah diarahkan sejak awal.
Dia pun meminta kepada RS, bila mau merujuk agar menyesuaikan indikasi kasus moderat dan berat. "Kalau datang sendiri tetap kita layani tapi harus menunggu daftar antrean, " imbuh dia.
Karena, diakuinya, pasien masuk ke IGD RSHS cukup tinggi. Sepanjang November 2020, misalnya, tingkat keterisian selalu di atas 100%, sehingga mereka harus di koridor untuk mendapat pelayanan.
(Khafid Mardiyansyah)