IRLANDIA – Sebanyak 9.000 anak meninggal dari ibu yang belum menikah di sebuah “rumah brutal” yang dijalankan Gereja Katolik pada abad ke-20.
Secara total, 15 persen dari 57.000 anak di 18 institusi yang diselidiki oleh Komisi Ibu dan Bayi Rumah Tangga meninggal antara tahun 1922 dan 1998.
Komisi independen mengatakan institusi atau rumah-rumah tersebut memberikan perlindungan bagi para ibu ketika mereka tidak punya tempat lain untuk berlindung.
Namun para wanita itu menghadapi siksaan emosional yang mengerikan di tangan para biarawati. Mereka dipaksa bekerja kasar dan mendapatkan beberapa julukan kasar serti “orang berdosa”, “kotoran” dan “bibit setan”.
Komisi mengatakan angka kematian yang tinggi di antara bayi menjadi ciri yang paling mengganggu dari lembaga-lembaga ini.
Pada tahun 1945 dan 1946, angka kematian di antara bayi di panti jompo hampir dua kali lipat dari rata-rata nasional untuk anak yang lahir di luar pernikahan.
(Baca juga: Situs Kemenlu AS Down Usai Umumkan Trump Mundur)
Penyelidikan ini dilakukan enam tahun lalu setelah bukti kuburan massal tak bertanda di Tuam, County Galway, ditemukan oleh sejarawan amatir lokal Catherine Corless.
Laporan ini menindaklanjuti laporan pada 2017 yang menemukan kuburan massal yang berisi sisa-sisa bayi dan anak kecil di bekas rumah Katolik untuk ibu yang belum menikah dan anak-anak mereka di Irlandia.
(Baca juga: Mantan Narapidana Terpilih Sebagai Presiden Baru Kyrgiztan)
Sisa-sisa tulang belulang ditemukan di selokan yang tidak digunakan selama penggalian di Bon Secours Mother and Baby Home di Tuam.
Usia orang yang meninggal berkisar dari 35 minggu janin sampai tiga tahun dan sebagian besar dikuburkan pada tahun 1950-an.
Pada 2014, diketahui hampir 800 mayat bayi diyakini telah dikuburkan di tangki beton di samping bekas rumah tersebut.
Perdana Menteri (PM) Enda Kenny menggambarkan situs pemakaman sebagai “ruang yang mengerikan”.