Beberapa keluarga mengatakan kepada media bahwa pasukan keamanan telah menyita mayat orang yang mereka cintai tetapi mereka masih akan mengadakan pemakaman.
(Baca juga: Hentikan Pensil Menggelinding di Meja, TV Rusia Puji Fisik Bugar Putin)
Pasukan keamanan menembak mati sedikitnya 20 orang pada Senin (15/3) setelah 74 orang tewas sehari sebelumnya. Menurut kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), korban tewas ini termasuk banyak di pinggiran Yangon tempat pabrik-pabrik yang didanai China yang dibakar.
AAPP mengatakan sedikitnya 184 orang telah tewas oleh pasukan keamanan dalam aksi protes selama berminggu-minggu. Jumlah korban meningkat pada Selasa (16/3) ketika seorang pengunjuk rasa ditembak mati di pusat kota Kawlin.
Outlet media Dawei Watch melaporkan orang-orang mengangkat foto Suu Kyi dan menyerukan diakhirinya penindasan selama protes kecil di kota selatan Dawei pada Selasa (16/3). Tidak ada laporan kekerasan.