SBY Tebar Satire, Singgung Sejumlah Sahabat yang Melukai

Erfan Maaruf, Jurnalis
Kamis 18 Maret 2021 20:50 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (Foto: Okezone)
Share :

Di keheningan malam itu lah aku berkontemplasi dari cobaan baru yang aku alami. Dalam kekuatan iman yang kumiliki aku bertanya pada sang pencipta juga mengadu mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini.

Perbuatan dan perlakuan sejumlah sahabat yang sangat melukaiku juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik.

Yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan bahwa itu bakal terjadi.

Sesuatu yang menabrak akal sehat, etika dan budipekerti juga bertentangan dengan sifat keperwiraan dan kekesatriaan.

Sebenernya, aku tak meratap atau hendak meminta-minta kepada Allah di luar yang seharusnya kumohon kan kepadanya.

Aku anak desa yang dilahirkan di tanah Pacitan yang ketika aku remaja penuh dengan tantangan baik alam maupun kehidupan. Masa laluku jauh dari jauh dari ketercukupan.

Aku kerap terbanting dengan duka dan nestapa meski sekejappun tak pernah kufur dari rasa syukur.

Justru di usiaku yang memasuki 7 dasawarsa ini aku sering mengalami kesulitan, bagaimana caraku berterimakasih pada sang Kholik yang telah memberiku begitu banyak berkah dan anugrah.

Dalam kekhusukan tafakuku, Toba Toba aku terlibat percakapan di Lubuh hatiku yang paling dalam, tentu aku tidak mengerti apakah dialog dalam batinku ini sebuah tuntunan ilahi, atau Allah telah membukakan pintu kalbuku untuk menggunakan semua yang telah diberikan untukku, akal, intuisi, keyakinan yang aku miliki yang terus aku asah sepanjang perjalanan hidupku.

Dialog dan percakapan bantinku pun berlangsung, tak ada emosi, tak ada kegaduhan dan tak ada pula fitnah serta pertengkaran. Teduh, tulu dan jujur.

Kenapa harus bersedih? Tidakkah cobaan dan ujian telah kau alami berpuluh-puluh kali.

Aku tau hari-harimu sungguh berat dan seolah awan hitam menyelimuti hidupmu, aku tau di usiamu yang telah memasuki masa senja ini engkau tak pernah membayangkan bahwa hal ini tak pernah terjadi.

Hatimu pasti terhina, sedih dan terluka.

Betapa partai politik yang gagas berdirinya serta pernah kau pimpin dan besarkan kini harus mendapatkan perlakuan seperti ini. Sesuatu yang ketika kuasa ada dalam dirimu, ada dalm tanganmu perlakuan tak terpuji seperti itu tak pernah kau lakukan.

Tapi itulah hidup, itu lah takdir itu lah dunia kita, namun tak perlu berkecil hati, tidak kan telah melalui berbagai cobaan dan ujian, dan kau mampu mengatasinya?

Ingat bersama kesukaran ada kemudahan. Sitiap masalah ada solusinya.

Kuyakini ini tuntutan pertama.

Aku masih khusuk dalam perenungan diri. Dialog dalam batinku yang sunyi terus berlangsung.

Bisikan nurani terus berlangsung.

Bagaimana dan langkah seperti apa yang akan engkau lakukan?

Kalau itu yang engkau tanyakan sebenarnya engkau telah menemukan jawabannya. Tidakkah pemimpin parati yang tengah diobok-obok sekarang ini telah berketetapan hati untuk berjuangan guna mempertahankan kedaulatan, kehormatan dan eksistensi perserikatan yang sama sama kalian cintai.

Langkahmu sudah benar, itu misi suci, itu juga tanggung jawab terhadap jutaan anggota partai yang sangat tidak adil jika mereka kehilangan masa depannya. Apalagi kau sendiri mengatakan bahwa misi suci iku hendak dilaksanakan secara damai berdasarkan konstitusi dan pranata hukum yang belaku, itulah jalan yang insyaallah akan dirahmati oleh tuhan.

Betapapun amarahnya kalian kau memilih kemungkaran yang sama-sama mungkarnya, sebuah akhlaq dan peradaban politik yang mendidik dan meneduhak.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya