Militer Myanmar Gunakan Kecerdasan Buatan untuk Lacak Pengunjuk Rasa

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 19 Maret 2021 09:51 WIB
Aksi demonstrasi anti-kudeta militer di Myanmar (Foto: Reuters)
Share :

Huawei mengatakan kepada Human Rights Watch bahwa mereka menyediakan "peralatan infrastruktur TIK standar" - teknologi informasi dan komunikasi, dan bahwa teknologi pengenalan wajah dan pelat nomor pada kamera itu bukan dari Huawei.

“Ada banyak vendor, dan Huawei tidak terlibat dalam operasi aktual dan penyimpanan atau pemrosesan data,” ujarnya.

Sementara itu, otoritas Myanmar tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Di Myanmar, bagian dari undang-undang yang melindungi privasi dan keamanan warga negara telah ditangguhkan, dan tidak ada pedoman hukum untuk pengumpulan, penggunaan, dan penyimpanan data pribadi.

Teknologi pengawasan buatan China yang ditempatkan di lokasi dari Inggris hingga Vietnam telah menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan potensi penyalahgunaan dan diskriminasi.

Perusahaan teknologi China semakin diawasi karena penggunaan alat untuk mendeteksi, melacak, dan memantau minoritas Uighur di wilayah Xinjiang. Para aktivis dan pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp.

China menyangkal pelanggaran dan mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.

Diketahui, lebih dari 200 orang tewas dalam aksi demonstrasi anti-kudeta militer, sejak pemimpin Suu Kyi digulingkan dalam kudeta 1 Februari lalu.

Pasukan keamanan disiagakan di kota-kota termasuk ibu kota Naypyitaw, Yangon dan Mandalay. Ratusan kamera CCTV telah dipasang sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan pemerintahan dan mengekang kejahatan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya