Junta mencoba untuk membenarkan kudeta yang mereka lakukan dengan menuding adanya kecurangan dalam pemilu pada November tahun lalu, yang dimenangkan oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.
Para pemimpin militer telah menjanjikan pemilu ulang, tetapi ditolak oleh para pengunjuk rasa yang menginginkan pemerintahan demokratis di Myanmar.
Sebanyak 164 pengunjuk rasa dan sembilan anggota pasukan keamanan tewas dalam demonstrasi di Myanmar, berdasarkan pengumuman militer negara itu pada Selasa (23/3).
Namun, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) mengatakan sedikitnya 261 orang telah tewas akibat tindakan keras oleh pasukan keamanan selama unjuk rasa anti kudeta.
(Rahman Asmardika)