JENEWA – Empat belas negara telah menyuarakan keprihatinan atas laporan baru oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang asal-usul virus corona, karena adanya penundaan dan kurangnya akses penuh ke data selama penyelidikan. Pimpinan WHO sendiri telah menyerukan penyelidikan lebih lanjut terhadap teori yang menyatakan wabah itu akibat kebocoran laboratorium.
Studi yang diantisipasi secara luas pada Selasa (30/3/2021) didasarkan pada penyelidikan oleh misi pencari fakta badan tersebut ke Kota Wuhan di China, tempat virus baru itu pertama kali terdeteksi.
BACA JUGA: Tim WHO di Wuhan Temukan Petunjuk Penting Awal Mula Pandemi Covid-19
Setelah kunjungan selama empat minggu, tim WHO yang terdiri dari 17 pakar internasional menyimpulkan dalam laporan itu bahwa "sangat tidak mungkin" COVID-19 muncul dari kebocoran laboratorium, teori yang pertama kali diajukan oleh Amerika Serikat (AS) tahun lalu. China juga telah membantah keras tuduhan tersebut.
Sebaliknya, para ilmuwan mengatakan "sangat mungkin" bahwa virus itu diperkenalkan di antara manusia melalui inang perantara, dan bahwa "kemungkinan besar" virus itu ditularkan ke manusia dari hewan.
Pada Selasa, 14 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Kanada, Republik Ceko, Denmark, Estonia dan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “sepenuhnya” mendukung upaya WHO untuk mengakhiri pandemi, termasuk memahami bagaimana itu "dimulai dan menyebar".
BACA JUGA: WHO Tak Temukan Jawaban Asal-Usul Covid-19 di China
Tetapi mereka menambahkan bahwa “penting bagi kami untuk menyuarakan keprihatinan bersama bahwa studi pakar internasional tentang sumber virus SARS-CoV-2 ditunda secara signifikan dan tidak memiliki akses ke data dan sampel yang lengkap dan asli”.
Jepang, Latvia, Lituania, Norwegia, Republik Korea, Slovenia dan Inggris juga menandatangani pernyataan bersama.