Dukun Ini Klaim Bisa Sembuhkan Covid-19 Tanpa Obat dan Vaksin

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Senin 03 Mei 2021 06:14 WIB
Biswaroop Roy Chowdhury (Foto: Facebook)
Share :

Penyelidikan kriminal

Namun, ahli gizi itu kini sedang diselidiki terkait satu klaim spesifik bahwa metodenya telah menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.

Jaideep Bihani, seorang insinyur dari Delhi, telah mengajukan tuntutan pidana terhadap Chowdhury atas kematian ibunya, Shanti Bihani, pada Agustus 2017.

Bihani mengatakan kepada BBC bahwa dia "100%" menyalahkan Chowdhury atas kematian ibunya.

Ibu Bihani, yang kala itu berusia 56 tahun, menderita diabetes, penyakit jantung dan tiroid.

Setelah menemukan metode pengobatan Chowdhury di internet, Bihani membayar ratusan dolar untuk membawa ibunya ke acara yang digelar oleh Chowdhury selama tiga hari guna mempelajari penyembuhan diabetesnya.

Acara tersebut diadakan di tempat pengobatan holistik di pinggiran Delhi.

Sebuah video pada malam pertama menunjukkan Chowdhury mendesak para hadirin untuk berhenti minum obat-obatan mereka.

"Saya punya satu kotak, itu disebut kotak obat oranye ... Semua obat, akan kita taruh di sini dan kita kunci. Jadi saya harap Anda tidak akan membutuhkan obat-obatan itu lagi," dia kata.

Chowdhury mengatakan kepada hadirin bahwa pasien dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk, seperti Shanti Bihani, akan dipantau dan diberi beberapa obat jika diperlukan.

Namun makanan dari metode dietnya akan berfungsi sebagai obat utama mereka di masa mendatang.

Ibu Bihani telah meminum berbagai macam obat, tetapi obat itu kini berada di dalam kotak berwarna oranye.

Keesokan harinya dia mengeluh merasa mengantuk dan kemudian pingsan.

Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit di mana dia meninggal setelah menderita serangan jantung.

Dalam pengaduan pidana, Bihani menuduh Chowdhury mengaku sebagai praktisi medis, menawarkan perawatan palsu dan gagal memberikan perawatan darurat dalam kursus.

Namun Chowdhury menyangkal semua ini.

Di situsnya, Chowdhury mengklaim mendapat gelar kehormatan PHD untuk diabetes, dari Alliance International University, Zambia.

Itu adalah lembaga yang menurut situsnya bukan bermarkas di Afrika tetapi di Karibia.

Gelar ini tampaknya menjadi alasan mengapa Chowdhury menyebut dirinya seorang dokter, meskipun dia tidak menjawab pertanyaan kami tentang masalah ini.

Menanggapi tuduhan Bihani, juru bicara Chowdhury memberi tahu kami bahwa ibu Bihani adalah perempuan yang sangat sakit yang telah menyantap paan masala, stimulan ringan namun membuat ketagihan yang dibuat dari pinang dan zat lainnya. Putranya menyangkal ini.

Juru bicara Chowdhury juga mengatakan Bihani memiliki obat ibunya selama kursus berlangsung. Namun Bihani juga membantahnya.

Bihani mengatakan dia berharap pengalamannya harus menjadi peringatan bagi siapa pun yang berpikir untuk mengikuti nasihat Chowdhury.

"Melihat ayah saya setiap hari sendirian di usia ini, dan melihat anak-anak saya tidak bersama nenek mereka - Anda tahu, saya bahkan tidak bisa memberi tahu Anda apa yang saya rasakan,” terangnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya