Dia mengatakan pesan yang luar biasa dari pertemuan itu tidak hanya "mengutuk kekejaman dan kejahatan Israel" di Gaza tetapi mengingatkan dunia akan perlunya merawat dan mempertahankan Yerusalem, dan bekerja untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka.
“Peristiwa hari ini di Sidang Umum dan apa yang terjadi telah kembali memusatkan perhatian pada masalah Palestina,” terangnya.
Dia mengatakan normalisasi hubungan Israel dengan beberapa negara Arab termasuk Uni Emirat Arab dan Bahrain, tidak mengabaikan pertanyaan tentang masa depan Yerusalem dan negara Palestina.
“Sebaliknya, kami melihat hari ini bahwa masalah Palestina dan masalah Palestina, masalah Yerusalem dan pendudukan Yerusalem, adalah masalah paling penting bagi semua Muslim dan Arab dan dunia,” lanjutnya.
"Kami ingin melihat rakyat Palestina merdeka dan juga tinggal di negara Palestina merdeka mereka sendiri dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya," katanya.
Pembicaraan langsung terakhir antara Israel dan Palestina terjadi pada 2014. Palestina memutuskan hubungan dengan pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump pada Desember 2017 setelah dia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
(Susi Susanti)