Studi: Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca Efektif Lawan Varian India

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 24 Mei 2021 09:49 WIB
Vaksin Covid-19 (Foto: Reuters)
Share :

INGGRIS - Vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca dilaporkan memberikan tingkat perlindungan yang sama terhadap penyakit simptomatik dari varian India seperti yang mereka lakukan untuk varian Kent dari Inggris.

Namun, kedua vaksin hanya efektif 33% terhadap varian India tiga minggu setelah dosis pertama. Ini dibandingkan dengan efektivitas 50% terhadap varian Kent.

Public Health England (PHE), yang menjalankan studi tersebut, mengatakan vaksin kemungkinan akan lebih efektif dalam mencegah masuk rumah sakit dan kematian.

PHE mengatakan perbedaan efektivitas antara vaksin setelah dua dosis dapat dijelaskan oleh fakta bahwa peluncuran dosis kedua AstraZeneca lebih lambat daripada vaksin Pfizer, yang disetujui lebih dulu.

Data lain menunjukkan bahwa dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai efektivitas maksimum dengan vaksin AstraZeneca.

Sekitar 12.675 kasus sekuensing genom dilibatkan dalam penelitian tersebut, yang berlangsung antara 5 April dan 16 Mei. Hanya 1.054 dari kasus tersebut merupakan varian India, yang dikenal sebagai B.1.617.2.

(Baca juga: India Laporkan 9.000 Kasus Infeksi Langka 'Jamur Hitam')

Vaksin Pfizer ditemukan 88% efektif untuk menghentikan penyakit simptomatik dari varian India dua minggu setelah dosis kedua, dibandingkan dengan keefektifan 93% terhadap varian Kent.

Suntikan AstraZeneca 60% efektif melawan varian India, dibandingkan dengan 66% melawan varian Kent.

Dr Jenny Harries mengatakan kepada Andrew Marr Show bahwa studi tersebut adalah "kabar baik".

Kepala eksekutif Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan penelitian itu adalah "bukti pertama di dunia nyata tentang keefektifan vaksin" terhadap varian tersebut.

Ditanya tentang perbedaan antara hasil vaksin Pfizer dan AstraZeneca, dia mengatakan bahwa faktor kunci yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa "vaksin berbeda diberikan kepada kelompok orang yang sedikit berbeda".

"Vaksin Pfizer diluncurkan pada awalnya, karena harus disimpan pada suhu yang sangat rendah, untuk - misalnya - petugas kesehatan, yang cenderung lebih muda," terangnya.

(Baca juga: Kereta Gantung Jatuh dari Ketinggian 300 Meter, 14 Orang Tewas)

"Ini adalah studi semua usia. Sedangkan AstraZeneca pergi ke kelompok individu yang lebih tua yang tidak dapat datang ke pusat-pusat utama,” lanjutnya.

Vaksin Moderna juga telah digunakan di Inggris sejak April lalu, tetapi penelitian mengatakan jumlah yang menerimanya terlalu kecil untuk dimasukkan dalam penelitian mereka.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan temuan itu membuatnya "semakin yakin" tahap akhir pelonggaran pembatasan di Inggris bisa berlangsung pada 21 Juni mendatang.

Data menunjukkan bahwa mendapatkan kedua dosis vaksin itu "sangat penting".

Menteri Dalam Negeri Priti Patel mengatakan datanya "positif" tetapi "tahapan" yang direncanakan untuk pelonggaran perlu diikuti.

"Kami akan terus mengikuti data ... kami semua harus berhati-hati ... kami menjaga jarak, memakai masker, mengikuti semua aturan,” terangnya kepada Andrew Marr Show dari BBC.

"Itu, tentu saja, akan membantu kita membuka penguncian pada 21 Juni,’ lanjutnya.

Ditanya tentang kritik tentang waktu menempatkan India dalam daftar merah perjalanan, menteri dalam negeri mengatakan para menteri bekerja dengan data dan informasi itu disajikan dengan cara yang benar untuk membuat keputusan".

Patel juga membela kontrol di perbatasan Inggris - menyoroti persyaratan pengujian sebelum kedatangan dan mengatakan sistem yang kuat untuk memastikan orang-orang yang datang dari negara-negara daftar merah dikarantina.

Angka resmi menunjukkan lima orang lagi di Inggris telah meninggal dalam 28 hari setelah tes virus korona positif, dan 2.235 orang lainnya dinyatakan positif,

Lebih dari 60 juta dosis vaksin sekarang telah diberikan, dengan 37.943.681 dosis pertama diberikan dan 22.643.417 dosis kedua.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya