WHO meminta anggaran sebesar USD7 juta (Rp100 miliar) untuk menyediakan perawatan medis esensial di Gaza selama enam bulan ke depan. Prioritasnya termasuk penanganan trauma dan gawat darurat, kesehatan mental dan layanan psikososial.
Seperti diketahui, bentrokan berdarah di Gaza antara Israel dan kelompok ekstremis Hamas telah menewaskan ratusan orang, melukai ribuan lainnya dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur kawasan tersebut, termasuk fasilitas kesehatan.
WHO mengatakan 30 fasilitas kesehatan rusak, termasuk hancurnya klinik perawatan kesehatan primer Hala Al-Shawa. Badan dunia itu mengatakan Gaza hanya memiliki 46 persen obat-obatan penting dan 33 persen pasokan medis esensial.
(Baca juga: AS Larang Impor dari Armada China yang Gunakan Buruh Kerja Paksa Indonesia)
Pejabat PBB yang baru-baru ini mengunjungi Gaza memperingatkan kerusakan infrastruktur air limbah di sana telah menyebabkan pembuangan sejumlah besar air limbah yang belum diolah ke laut sehingga menciptakan bahaya kesehatan dan polusi.
(Susi Susanti)