Ibu yang juga memiliki anak kembar berusia enam tahun itu sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa kehamilannya wajar karena dia tidak menjalani perawatan kesuburan.
Selama wawancara di rumah keluarga mereka di Tembisa bulan lalu, dia mengatakan dia "terkejut dan terpesona" dengan kehamilan itu.
Dia mengatakan dia tidak percaya ketika dokter mengatakan kepadanya bahwa dia mengharapkan sextuplets - yang berarti enam bayi - sebelum pemindaian lebih lanjut mengungkapkan bahwa itu sebenarnya adalah octuplets atau delapan bayi.
"Saya tidak percaya, saya meragukannya, saya yakin bahwa jika lebih, itu akan menjadi kembar atau kembar tiga, tidak lebih dari itu,” ujarnya.
"Ketika dokter memberi tahu saya, saya mengambil waktu untuk mempercayainya, bahkan ketika saya melihat hasil scan saya tidak percaya,” terangnya.
Sementara itu, Profesor Dini Mawela, dari Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho, mengatakan kasus ini jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh perawatan kesuburan sebelum menambahkan bahwa bayi akan menghabiskan beberapa bulan ke depan di inkubator.
"Ini situasi yang cukup unik. Saya tidak tahu seberapa sering itu terjadi. Ini sangat berisiko tinggi (kehamilan),” terangnya.
“Ini situasi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi. Bahayanya, karena tidak ada cukup ruang di dalam rahim untuk anak-anak, kecenderungannya adalah mereka akan menjadi kecil,” jelasnya.
"Apa yang akan terjadi adalah mereka akan mengeluarkannya sebelum waktunya karena ada risiko jika mereka menyimpannya lebih lama di sana,” lanjutnya.
"Bayi-bayi itu akan keluar dengan ukuran kecil, kemungkinan untuk bertahan hidup terganggu. Tapi semua ini tergantung pada berapa lama dia menggendongnya,” tambahnya.
(Susi Susanti)