PANTAI GADING - Sebanyak delapan masjid di Pantai Gading, yang gaya bangunannya diyakini berasal dari Kekaisaran Mali tujuh abad yang lalu, telah mendapatkan status Warisan Dunia dari UNESCO.
Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan kebudayaan itu mengatakan bangunan-bangunan tersebut adalah "saksi yang sangat penting bagi perdagangan trans-Sahara" yang memfasilitasi penyebaran agama Islam dan budaya Islam.
Bentuk masjid-masjid tersebut merupakan perpaduan dari gaya arsitektur Islam dan arsitektur lokal.
Menurut UNESCO, masjid-masjid yang terletak kota Tengréla, Kouto, Sorobango, Samatiguila, M'Bengué, Kong, dan Kaouara adalah yang terlestarikan dengan paling baik di antara 20 masjid besar yang tersisa di Pantai Gading, tempat ratusan masjid pernah berdiri pada awal abad ke-20.
(Baca juga: Varian Delta Melonjak, Banyak Warga AS Kembali Gunakan Masker)
Masjid-masjid ini menampilkan interpretasi gaya arsitektur yang berasal dari abad ke-14 di Kota Djenné, bagian dari Kekaisaran Mali. Gaya itu menyebar ke Sudan pada abad ke-16 dan berkembang untuk menyesuaikan dengan iklim yang lebih basah.
Masjid-masjid di Pantai Gading memiliki gaya arsitektur khas Sudan, diduga dikembangkan antara abad ke-17 dan abad ke-19 ketika pedagang dan cendekiawan Muslim datang dari Kekaisaran Mali di selatan, memperpanjang rute perdagangan trans-Sahara.
(Baca juga: Chechnya Larang Warga yang Tak Divaksin Masuk Masjid, Gunakan Transportasi Umum)
(Susi Susanti)