Pujian tersebut memberi efek yang dramatis, dengan 79% partisipan menawarkan bantuan mereka, dibandingkan 46% partisipan di kelompok kontrol, yang tidak menerima pujian.
Studi Grant menunjukkan bahwa bantuan itu muncul dari rasa timbal-balik. Secara umum, semakin orang percaya bahwa satu perbuatan baik pantas dibalas dengan perbuatan baik lainnya, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengikuti satu pujian dengan perbuatan yang bermanfaat.
Dalam bahasa Inggris, kita kerap mengatakan bahwa kita "membayar" seseorang dengan pujian (paying someone a compliment) - dan penelitian Grant mengindikasikan bahwa kita memang kerap menganggapnya sebagai bagian dari transaksi.
Rasa timbal-balik juga dapat menjelaskan mengapa masukan positif dapat menjadi alat yang sangat kuat di tempat kerja.
Studi oleh para peneliti di perusahaan teknologi Intel dan Universitas Duke di AS menunjukkan bahwa pujian verbal lebih efektif dalam meningkatkan produktivitas daripada bonus uang tunai.
"Orang pada umumnya tidak sadar bahwa sesuatu yang begitu kecil dapat berdampak begitu besar," kata Vanessa Bohns, profesor psikologi sosial di Cornell University, AS, dan penulis buku You Have More Influence Than You Think.
Sayangnya, penelitian Bohns sendiri menunjukkan bahwa kita jarang menghargai kekuatan pujian kita.
Bekerja sama dengan Erica Boothby di University of Pennsylvania, Bohns meminta partisipan untuk pergi ke satu lokasi di kampus dan memberikan pujian sederhana kepada orang asing secara acak. (Untuk mengurangi potensi kesalahpahaman tentang motif mereka, para partisipan diminta untuk hanya mendekati seseorang dengan jenis kelamin yang sama.)
Partisipan pertama-tama harus memperkirakan seberapa senang, tersanjung, atau canggung perasaan orang yang akan menerima pujian dari mereka.