JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pihaknya masih konsisten mendorong jumlah tes berkali lipat dari standar WHO, guna menekan laju penularan Covid-19.
"Saat puncak gelombang kedua, jumlah tes di Jakarta bahkan sempat mencapai 24 kali lipat standar WHO. Kini saat pandemi sudah turun dan kebutuhan tes ikut turun, jumlah tes di Jakarta masih terus dijaga tetap tinggi, yaitu di kisaran belasan kali lipat standar WHO," kata Anies di Jakarta, Minggu (15/8/2021).
Target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.
Jumlah testing dan tracing yang tinggi ini memberikan data yang valid pada tingkat positivitas atau proporsi jumlah orang yang dideteksi positif dibanding jumlah orang yang dites.
Baca juga: Keterisian ICU dan Angka Kematian Covid-19 di Jakarta Menurun
Tingkat positivitas yang tinggi adalah salah satu indikasi keparahan laju pandemi di suatu wilayah. Syaratnya, jumlah tes harus melebihi standar WHO, agar tingkat positivitas dianggap valid.
"Di saat puncak gelombang kedua, tingkat positivitas di Jakarta pernah mencapai 48%. Artinya, dari 2 orang yang dites di Jakarta, salah satunya Covid-19,” tambahnya.
“Ini tingkat positivitas yang amat tinggi bagi Jakarta, tidak pernah terjadi sebelumnya kecuali di masa awal pandemi saat jumlah tes masih sangat sedikit,” ujarnya.