KABUL - Hanya satu wilayah Afghanistan yang masih bertahan melawan kekuasaan Taliban. Wilayah itu adalah Lembah Panjshir – sebuah wilayah strategis sekitar 90 mil utara Kabul yang pernah menjadi benteng bagi mujahidin yang memerangi Soviet dan sekarang menjadi pusat gerakan perlawanan.
Ali Nazary, juru bicara Front Perlawanan Nasional anti-Taliban (NRF) Afghanistan, mengatakan pada Rabu (1/9) bahwa pasukan NRF telah menimbulkan banyak korban pada penyerang Taliban yang berusaha untuk berjuang masuk ke Panjshir melalui daerah Gulbahar, merusak persenjataan kelompok militan dan mengirim mereka mundur.
"Negosiasi telah berhenti, mereka menemui jalan buntu," terangnya.
(Baca juga: Taliban Pamerkan Kendaraan Lapis Baja dan Senjata di Parade Kemenangan)
"Mereka mencoba menyerang dari dua arah, satu dari utara dan satu dari selatan,” lanjutnya.
CNN tidak mungkin memverifikasi secara independen intensitas pertempuran atau jumlah total korban di kedua belah pihak. Rumah sakit darurat, pusat bedah untuk korban perang di Kabul, mengatakan di Twitter telah menerima lima pasien yang terluka dan empat orang tewas pada saat kedatangan setelah pertempuran di Gulbahar.
Pimpinan tertinggi Taliban belum mengakui pertempuran sengit di wilayah tersebut. Dalam pesan audio yang dirilis Rabu (1/9), Amir Khan Muttaqi, seorang pemimpin Taliban, meminta Panjshiris untuk menerima amnesti dan menghindari pertempuran, tetapi mengakui bahwa negosiasi sejauh ini tidak membuahkan hasil.
(Baca juga: AS Angkat Kaki, Taliban Pamerkan Pasukan Khusus Penjaga Bandara Kabul)
Sebelumnya diketahui, Taliban pada Rabu (1/9) memamerkan puluhan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat (AS) bersama dengan senjata yang baru disita pada perayaan kemenangan di kota Kandahar, Afghanistan selatan.
Dalam video yang diposting di media sosial (medsos), Taliban memamerkan perangkat keras yang ditinggalkan oleh pasukan Afghanistan dan AS setelah penarikan pasukan Amerika terakhir meninggalkan Afghanistan dalam cengkeraman kelompok militan.
(Susi Susanti)