Meskipun orangtua menerima paspor bayi mereka pada Rabu (1/9), namun saat ini tidak ada penerbangan komersial yang beroperasi masuk dan keluar dari Kabul.
Bayi itu tetap dalam perawatan kakek-neneknya. "Saya telah berpisah dari bayi saya selama berbulan-bulan, saya tersesat tanpa dia di sisi saya dan kami kehilangan harapan," kata ibu bayi itu, yang berada di London.
"Saya mohon kepada pemerintah untuk membantu kami membawa bayi dan keluarga saya kembali kepada saya,” lanjutnya.
Ayah bayi mengatakan mereka mengajukan paspor bayi pada Maret lalu.
"Kami merindukannya tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami ingin memeluknya, menciumnya," ujar ayah sang bayi.
"Dia terjebak di Afghanistan karena keterlambatan paspor. Jika paspor tidak memakan waktu lama, dia pasti ada di sini bersama kita,” tambahnya.
Pasukan Inggris dan staf kedutaan meninggalkan Kabul sebelum bayi itu bisa dibawa ke Inggris.
"Mereka berkata: 'Tunggu sampai dia mendapatkan paspornya.' Saya memberi tahu mereka: 'Ini akan terlambat,'" kata sang ayah, merujuk pada pejabat Inggris.
"Mereka bilang dia belum menjadi orang Inggris. Anda harus menunggu sampai paspornya tiba, lalu dia orang Inggris, baru kami bisa membantu Anda,” ungkapnya.
Ada juga kekhawatiran akan keselamatan kakek-nenek bayi tersebut karena bantuan yang telah mereka berikan kepada pasukan Inggris dan AS sejak tahun 2001.
Keluarga itu tidak meninggalkan rumah mereka di Kabul selama seminggu terakhir karena takut akan pembalasan dari Taliban.