Bulus yang memiliki berat sekitar 20 Kg itu lalu diangkat ke daratan. Awalnya bulus tersebut hendak dipotong dan dimasak untuk disantap. Namun tidak jadi. Hingga akhirnya diputuskan hendak diawetkan agar bisa menjadi ikon wisata desa setempat.
“Padahal kita sudah siapkan pisau untuk memotong. Termasuk daun pisang sebagai alasnya, sudah kami siapkan. Tapi tidak jadi kami potong dan disantap karena kondisinya sudah mati. Takutnya kalau ada apa-apa,” ucap Kirjo.
Menurutnya, baru kali pertama ini melihat bulus ada di Desa Sabrang Lor. Terlebih di daerah sekitar embung juga tidak ditemukan penangkaran bulus.
Kirjo pun tidak mengetahui bagaimana bisa bulus itu ditemukan di embung yang hendak direvitalisasi menjadi lokasi wisata pemancingan dan kuliner tersebut.
Baca juga: Ini Kuliner Ekstrem dari Wonogiri, Rica-Rica Bulus
(Fakhrizal Fakhri )