Melihat situasi tersebut, Komandan Kompi Intai Para Amfibi Kapten Winanto memutuskan untuk turun masuk ke dasar sumur. Rupanya masih tertinggal satu jenazah lagi, yakni Brigjen TNI D.I. Panjaitan.
“Masker gas antihuru-hara itu tidak mampu menahan bau dari ketujuh jenazah. Jadi dari jarak sekitar 100 meter itu baunya terasa waktu kita masuk,” papar anggota KKO Pelda (Purn) Evert Julius Ven Kandou yang turut andil dalam pengangkatan jenazah Pahlawan Revolusi dalam kanal YouTube MTATV.
(Fahmi Firdaus )