SOLO – Pada masa lampau, orang Jawa dan Melayu ternyata dikenal dengan sebutan Jawi. Sebutan itu muncul dari pedagang Arab yang memanggil semua penduduk Nusantara dengan sebutan orang Jawi.
Pedagang Arab kala itu tidak membedakan antara orang Melayu dengan Jawa. Mereka dianggap sebagai penduduk lokal semenanjung.
Berdasarkan penelusuran Antara, istilah Melayu dipakai untuk menyebut komunitas muslim di semenanjung. Orang melayu menurut The Malaysia Federal Constitution (1964) adalah orang yang mengaku muslim biasanya berbicara bahasa Melayu sesuai dengan kebiasaan Melayu.
Sementara sejarawan Wang Gungwu menggambarkan orang Jawa mendapat tempat khusus di hati masyarakat Melayu. Mereka mengakui orang Jawa sebagai migran serumpun, karena memeluk kepercayaan yang sama dengan orang Melayu sebagai muslim, serta berbicara dalam bahasa Melayu.
Baca jug: Kisah Untung Surapati, Awal Mula Menjadi Budak di Usia Anak-Anak
Richard Winstedt (1921) seorang pegawai sipil Inggris dalam tulisannya mengasosiasikan orang Melayu sebagai penduduk yang tinggal di semenanjung dan Riau-Lingga (Sumatra). Namun kini orang Melayu identik dengan mereka yang tinggal semenanjung Malaysia.
Sedangkan orang Jawa tidak pernah dianggap menjadi bagian dari bangsa Melayu. Demikian halnya orang Jawa Melayu yang tidak merasa menjadi bagian dari penduduk Nusantara.