Saat Benny Moerdani diangkat sebagai Panglima Angkatan Bersenjata Rakyat Indonesia (ABRI) , Pusat Intelijen Strategis diperluas menjadi Badan Intelijen Strategis (Bais).
Moerdani merasa ada campur tangan rahasia intelijen pemerintah di balik pembajakan Woyla. Hal ini diungkapkan oleh Andi Widjajanto dalam bukunya Hubungan Intelijen-Negara.
“Militerisasi Bakin yang terjadi pada awal pembentukannya ditandai dengan penempatan langsung Bakin di bawah kepemimpinan Soeharto yang dibantu oleh para perwira militer, seperti Soedirgo dan Yoga Soegomo,” tulisnya.
Salah satu agen intelijen Bakin yang dilatih Mossad itu mengenang bagaimana mereka dididik. Selama 15 kali kesempatan, instruktur mengajaknya ke hotel mewah dan menunjuk seorang asing yang duduk sendirian di lobi.