Selanjutnya, Baro Klinting turun gunung dan sampai di Desa Pathok. Di desa tersebut Baro Klinting menjumpai sejumlah warga sedang menggelar pesta yang dipenuhi dengan makanan lezat. Baro Klinting yang saat itu merasa lapar, akhirnya memberanikan diri untuk meminta sedikit makanan kepada warga.
Namun warga menolaknya dan mengusir Baro Klinting. Tak hanya itu, warga juga mencaci Baro Klinting yang mengeluarkan bau tidak sedap. Akhirnya Baro Klinting pergi dan berjalanan menyusuri jalan desa. Di tengah perjalanan, Baro Klinting bertemu dengan sorang perempuan tua bernama Nyai Latung dan meminta makanan dan minuman.
"Nyai Latung menerima Baro Klinting dengan baik dan memberikan makana serta minuman. Selesai makan, Baro Klinting berpesan kepada Nyai Latung untuk menyiapkan lesung dan memintanya untuk naiki lesung jika mendengar suara gemuruh. Setelah itu, Baro Klinting pergi menuju tempat hajatan warga," terangnya.
Sesampainya di tempat itu, Baro Klinting langsung menancapkan lidi di tengah keramaian warga sembari meminta warga untuk mencabut lidi itu. Warga pun menganggap itu sebagai lelucon. Tetapi tidak ada satu pun warga yang bisa mencabut lidi itu. Bahkan sejumlah warga berusaha mencabut secara bersama-sama, namun juga tidak bisa.