Angkat Bicara, Malala Sebut Larangan Hijab Siswi India 'Mengerikan'

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 09 Februari 2022 13:48 WIB
Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai. (Foto: Reuters)
Share :

LONDON - Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai angkat bicara mendukung enam siswi India yang memperjuangkan hak mereka untuk mengenakan jilbab di kelas.

Para siswi itu telah melakukan protes di Negara Bagian Karnataka selama berminggu-minggu, menarik perhatian pada larangan jilbab di kelas, yang Malala sebut sebagai "mengerikan", demikian diwartakan BBC. 

Perselisihan telah menyebar dan mengobarkan ketegangan agama di negara bagian itu, dengan bentrokan dilaporkan telah pecah. Akibatnya, sekolah di Karnataka ditutup dan diliburkan selama tiga hari.

Perselisihan itu juga menjadi berita utama nasional di India, dan kini telah mencapai pengadilan tinggi negara bagian.

Sebuah petisi ke pengadilan yang diajukan oleh salah satu siswa berpendapat bahwa mengenakan jilbab adalah hak dasar untuk beragama yang dijamin oleh konstitusi.

Pada Selasa (8/2/2022), Malala, yang berusia 15 tahun ketika dia selamat dari serangan Taliban di Pakistan karena membela hak pendidikan bagi anak perempuan, meminta para pemimpin India untuk melakukan sesuatu untuk "menghentikan marginalisasi perempuan Muslim".

"Menolak membiarkan anak perempuan pergi ke sekolah dengan hijab mereka sangat mengerikan," cuit aktivis berusia 24 tahun itu di Twitter, sebagaimana dilansir BBC. "Objektifikasi wanita tetap ada - untuk memakai lebih sedikit atau lebih."

Gadis-gadis remaja memulai protes mereka setelah mereka dilarang oleh manajemen untuk mengenakan jilbab di kelas di perguruan tinggi pra-universitas yang dikelola pemerintah, setara dengan sekolah menengah.

Masalah ini telah menyebar ke sekolah-sekolah lain di Negara Bagian Karnataka. Pekan lalu, sebuah video yang menunjukkan gerbang perguruan tinggi ditutup pada sekelompok wanita muda berhijab menyebabkan kemarahan.

Tetapi juga terlihat protes garis keras Hindu untuk mendukung larangan tersebut.

Pada Selasa, bentrokan antara kedua belah pihak diyakini telah menyebabkan sejumlah orang terluka, menurut media setempat.

Kepala menteri Karnataka, Basavaraj Bommai, menutup sekolah selama tiga hari, menyerukan "semua siswa, guru dan manajemen sekolah dan perguruan tinggi serta masyarakat Karnataka untuk menjaga perdamaian dan harmoni".

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya