Ungkap Alasan Sumpah Setia pada ISIS, Pelaku Teror Paris 2015: Saya Takut Neraka

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 10 Februari 2022 11:13 WIB
Tersangka pelaku serangan teror Paris 2015 Salah Abdeslam. (Foto: Kepolisian Federal Belgia)
Share :

PARIS – Salah Abdeslam, militan Negara Islam (IS, dulu ISIS) tersangka pelaku serangan teror Paris yang menewaskan 130 orang pada November 2015, menjalani pengadilan di Paris, Prancis pada Rabu (9/2/2022).

Kepada pengadilan di Paris, Abdeslam, yang mengenakan kemeja putih, mengatakan bahwa dia mengurungkan niatnya untuk meledakkan diri selama serangan tersebut dan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah membunuh atau melukai siapa pun.

BACA JUGA: Diadili, Pelaku Teror Paris 2015: Saya Tidak Membunuh Siapapun 

"Saya ingin mengatakan hari ini bahwa saya tidak membunuh siapa pun dan saya tidak menyakiti siapa pun. Bahkan meski hanya goresan," kata Abdeslam dalam pidato singkat di pengadilan sebelum pemeriksaan dimulai, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu.

Di antara 20 terdakwa, Abdeslam adalah satu-satunya yang secara langsung dituduh melakukan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan penyanderaan. Jaksa menuding jaket peledak Abdeslam gagal meledak dalam serangan tersebut, beberapa jam sebelum dia melarikan diri dari Paris ke Belgia, di mana dia terlibat dalam baku tembak dengan petugas keamanan yang menyebabkan beberapa polisi terluka.

Abdeslam juga mengatakan bahwa dirinya tidak berbahaya bagi masyarakat dan dia tidak pernah menyakiti siapapun selama serangan ataupun saat dia buron dari pihak keamanan.

"Perjuangan ISIS itu sah. Saya ingin hidup di bawah hukum Syariah. Tapi mengapa itu membuat saya berbahaya?," kata Abdeslam.

BACA JUGA: Misteri Pelaku Teror Paris, Salah Abdelslam

"Jika saya dibebaskan, saya tidak akan menyakiti siapa pun. Saya buron selama empat bulan, saya tidak melakukan apa pun kepada siapa pun."

Dia juga mengungkapkan alasannya untuk bersumpah setia kepada ISIS, mengatakan bahwa dia bersimpati pada rakyat Suriah, dibandingkan karena pandangan agama. Abdeslam dikenal oleh orang-orang dekatnya sebagai Muslim yang tidak religius, bahkan tidak mempraktikkan Islam dengan baik.

Pria berusia 32 tahun itu mengatakan bahwa serangan pada November 2015 itu dilakukan untuk memaksa Presiden saat itu, Francois Hollande, mengakhiri serangan militer Prancis di Irak dan Suriah.

Ketika ditanya oleh seorang pengacara untuk partai sipil, bagaimana dia berubah dari seorang Muslim yang hampir tidak pernah mempraktikkan ajaran Islam menjadi jihadis, Abdeslam menjawab: "Saya takut pada Tuhan, saya takut neraka, saya takut akan hukuman Tuhan."

Abdeslam melarikan diri dari Paris setelah gagal meledakkan jaket peledaknya pada serangan November 2015 sebelum ditangkap di Belgia pada 2016. Dia mendekam di penjara sejak saat itu.

Pada 2018 dia dijatuhi vonis 20 tahun oleh pengadilan Belgia atas keterlibatannya dalam baku tembak di Brussels pada 2016 yang melukai beberapa polisi.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya