Pria berusia 32 tahun itu mengatakan bahwa serangan pada November 2015 itu dilakukan untuk memaksa Presiden saat itu, Francois Hollande, mengakhiri serangan militer Prancis di Irak dan Suriah.
Ketika ditanya oleh seorang pengacara untuk partai sipil, bagaimana dia berubah dari seorang Muslim yang hampir tidak pernah mempraktikkan ajaran Islam menjadi jihadis, Abdeslam menjawab: "Saya takut pada Tuhan, saya takut neraka, saya takut akan hukuman Tuhan."
Abdeslam melarikan diri dari Paris setelah gagal meledakkan jaket peledaknya pada serangan November 2015 sebelum ditangkap di Belgia pada 2016. Dia mendekam di penjara sejak saat itu.
Pada 2018 dia dijatuhi vonis 20 tahun oleh pengadilan Belgia atas keterlibatannya dalam baku tembak di Brussels pada 2016 yang melukai beberapa polisi.
(Rahman Asmardika)