Momen saat Airlangga Diminta Rakyatnya Turun Gunung Membangun Kerajaan

Avirista Midaada, Jurnalis
Rabu 16 Februari 2022 06:39 WIB
Raja Airlangga (foto: wikipedia)
Share :

RAJA AIRLANGGA mendirikan Kerajaan Kahuripan pasca serangan yang meluluhlantakkan Mataram di era Dharmawangsa Teguh. Saat itu serangan yang dilakukan Sriwijaya di bawah Aji Wurawari dari Lwaram, yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya.

Saat serbuan itu Raja Dharmawangsa Teguh yang tengah mengadakan pernikahan putrinya di istana Medang, di Watan, tewas akibat serbuan mendadak itu. Sementara, Airlangga berhasil melarikan diri bersama pembantunya Narotama.

BACA JUGA:Mpu Bharada, Penasihat Sakti Raja Airlangga yang Bisa Terbang dengan Sehelai Daun 

Dikisahkan buku "Babad Tanah Jawi" tulisan Soedjipto Abimanyu, Airlangga melarikan diri ke puncak gunung memohon perlindungan kepada para petapa. Prasasti Pucangan juga mencatat serangan dahsyat yang meluluhlantakkan Mataram di bawah pimpinan Raja Dharmawangsa Teguh.

Saat itu konon Airlangga berusia 16 tahun, ia mulai menjalani hidup sebagai petapa di gunung - gunung. Salah satu bukti petilasan Airlangga sewaktu dalam pelarian dapat dijumpai di Sendang Made, Kudu, Jombang.

BACA JUGA:Raja Airlangga Punya Gelar Unik, Berasal dari Titisan Dewa 

Airlangga remaja kemudian hidup selama tiga tahun di hutan, tepat pada tahun 1009 Airlangga didatangi utusan rakyat yang memintanya supaya membangun kembali Kerajaan Medang. Mengingat ibu kota Watan sudah hancur total, maka Airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di dekat Gunung Penanggungan.

Airlangga kemudian menamakan kerajaannya Kahuripan. Nama Kahuripan sendiri berasal kata urip, yang berarti hidup. Kahuripan berarti kehidupan yang setara dengan Kerajaan Amarta milik Pandawa.

Ketika Airlangga naik tahta pada tahun 1009 Masehi menjadi raja di Kahuripan, wilayah kerajaannya hanya meliputi daerah sekitar Gunung Penanggungan, yang ada di Sidoarjo dan Pasuruan. Kecilnya wilayah kekuasaan ini diakibatkan banyak wilayah yang melepaskan diri sepeninggal Dharmawangsa Teguh.

Baru ketika Kerajaan Sriwijaya dikalahkan Rajendra Coladewa, Raja Colamandala dari India pada tahun 1023, Airlangga pun merasa leluasa membangun kembali kejayaan Wangsa Isyana, dengan menaklukkan Pulau Jawa.

Wilayah kekuasaan Airlangga pun perlahan-lahan mulai meluas sejak tahun 1025 Masehi. Pengaruh kian melemahnya Kerajaan Sriwijaya yang menjadi tandingan era Mataram juga menjadi penyebab Airlangga kembali menyusun kekuatan untuk mengembalikan kejayaan Wangsa Isyana, yang jadi penerus trah Mataram Kuno demi menguasai Pulau Jawa.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita News lainnya