Mengenal Ki Gede Ing Suro Pendiri Kerajaan Islam di Bumi Wong Kito Galo

Tim Okezone, Jurnalis
Kamis 17 Februari 2022 06:01 WIB
Pemakaman Ki Gede Ing Suro (Foto: South Sumatera)
Share :

JAKARTA - Jalur hijau (green barrier) dari PT Pusri di Palembang terdapat kompleks pemakaman kuno. Secara administratif Lokasi tersebut berada di Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan IT II Palembang.

Sebanyak 38 buah makam kuno tercatat berada di lokasi tersebut. Salah satu tokoh yang dimakamkan di kompleks pemakaman yang dibangun sekira pertengahan abad XVI ini adalah Ki Gede Ing Suro.

Ki Gede Ing Suro merupakan pendiri kerajaan Islam Palembang yang kemudian menjadi Kesultanan Palembang Darussalam.

Dia merupakan putra Ki Gede Ing Lautan, salah seorang dari 24 bangsawan asal Demak, Jawa Tengah, yang menyingkir ke Palembang, setelah terjadi kekacauan di kerajaan Islam terbesar di Pulau Jawa.

Kekisruhan ini merupakan rangkaian panjang dari sejarah salah satu kerajaan Islam terbesar setelah masa Majapahit. Raden Fatah yang lahir di Palembang adalah putra Raja Majapahit terakhir yaitu Brawijaya V.

Raden Fatah yang lahir dari Putri Cina yang disebut Putri Champa setelah istri Brawijaya itu dikirim ke Palembang dan diberikan kepada putra Brawijaya, Ariodamar atau Ario Abdillah atau Ario Dillah.

Baca juga: Penerus Kerajaan Demak Tewas Ditikam Usai Salat Jumat

Setelah dewasa, Raden Fatah bersama Raden Kusen, putra Ario Dillah dengan putri China dikirim kembali ke Majapahit. Oleh Brawijaya V, Raden Fatah diperintahkan menetap di Demak atau Bintoro sedangkan adik lain bapak, Raden Kusen, diangkat sebagai Adipati di Terung.

Baca juga: Raden Trunojoyo, Bangsawan Madura yang Menggempur Mataram dan Belanda

Pada akhir abad XV, Islam di Pulau Jawa semakin kuat. Saat terjadi penyerbuan kerajaan Islam terhadap Majapahit, prajurit kerajaan Hindu itu kalah dan Raja Brawijaya V menyingkir hingga kemudian mangkat. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Majapahit.

Setelah keruntuhan Majapahit, Sunan Ngampel Denta (wali tertua dalam Wali Songo) menetapkan Raden Fatah sebagai Raja Jawa menggantikan ayahnya dengan sistem pemerintahan Islam.

Raden Fatah, dibantu para wali, kemudian memindahkan pusat kekuasaan dari Surabaya ke Demak sekaligus menyebarkan Islam di daerah tersebut. Atas bantuan penguasa dan rakyat di daerah yang sudah lepas dari Majapahit, antara lain Tuban, Gresik, dan Jepara, Raden Fatah mendirikan Kerajaan Islam Demak pada 1481 M.

Dia menjadi raja pertama dengan gelar Jimbun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sayidin Panata Agama.

Raden Fatah yang wafat pada 1518 M digantikan putranya, Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor yang wafat pada 1521 M. Pengganti Pati Unus adalah Pangeran Trenggono (wafat 1546 M).

Baca juga: Amengkurat I, Raja Mataram yang Izinkan Belanda Membangun Benteng di Kerajaan

Wafatnya Sultan ketiga Demak ini merupakan awal dari kisruh berkepanjangan di kerajaan Islam yang sempat memiliki pengaruh besar di Nusantara. Tahta kerajaan menjadi rebutan antara saudara Trenggono dengan putranya.

Saudaranya yang dikenal sebagai Pangeran Seda Ing Lepen dibunuh putra Trenggono, Pangeran Prawata. Prahara berlanjut dengan pembunuhan terhadap Prawata oleh Putra Seda Ing Lepen, Arya Penangsang atau Arya Jipang pada 1549 M.

Baca juga: Kisah Sultan Ageng Tirtayasa Dibui di Batavia hingga Meninggal Dunia

Menantu Trenggono, Pangeran Kalinyamat juga dibunuh. Arya Penangsang akhirnya wafat dibunuh Adiwijaya. Menantu Trenggono yang terkenal sebagai Jaka Tingkir, Adipati penguasa Pajang ini kemudian memindahkan pusat kerajaan ke Pajang.

Dengan demikian, berakhir pula kekuasaan Demak pada 1546 M setelah berjaya selama 65 tahun. Akibat kemelut itu, sebanyak 24 orang keturunan Sultan Trenggono (keturunan Raden Fatah) hijrah ke Palembang di bawah pimpinan Ki Gede Sido Ing Lautan.

Setelah Ki Gede Sido Ing Lautan yang sempat berkuasa di Bumi Wong Kito Galo itu wafat, langsung digantikan putranya, Ki Gede Ing Suro. Karena raja ini tidak memiliki keturunan, dia digantikan saudaranya, Ki Gede Ing Suro Mudo.

Baca juga: Sultan Haji, Putra Mahkota Banten yang Terhasut oleh VOC

(Fakhrizal Fakhri )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya