RUSIA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov memperingatkan, jika Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) setuju dengan proposal Polandia untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina, langkah itu dapat memicu konflik militer antara blok pimpinan AS dan Moskow.
Lavrov juga mengklaim bahwa Warsawa mungkin ingin membangun pijakan di kota besar Lvov di Ukraina barat dan tetap di sana setelah konflik berakhir.
“Kenapa tidak, mereka punya pemikiran seperti itu, dan bukan hanya pemikiran, ini terjadi di masa lalu,” katanya. Diplomat itu juga memperingatkan negara-negara Baltik agar tidak mengirim batalyon kecil mereka untuk memerangi pasukan Rusia di Ukraina.
Baca juga: NATO Akan Kirim Lebih Banyak Pasukan ke Eropa timur, Peringatkan Rusia Tidak Gunakan Senjata Nuklir
“Rekan-rekan Polandia kami telah menyatakan bahwa akan ada pertemuan puncak NATO sekarang, dan penjaga perdamaian harus dikerahkan. Saya harap mereka mengerti apa yang dipertaruhkan. Ini akan menjadi bentrokan langsung antara angkatan bersenjata Rusia dan NATO, yang semua orang tidak hanya ingin hindari tetapi juga mengatakan bahwa itu tidak boleh terjadi pada prinsipnya, ” jelasnya.
Baca juga: NATO: China Dukung Rusia dengan Sebarkan Kebohongan dan Informasi yang Salah
Awal pekan lalu, Perdana Menteri Polandia, Republik Ceko, dan Slovenia dilaporkan melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Setelah itu, Wakil Perdana Menteri Polandia Jarosław Kaczynski menyatakan bahwa NATO harus mengerahkan misi penjaga perdamaian ke Ukraina sementara UE harus memberikan status kandidat resmi kepada Kiev. “Saya percaya bahwa misi penjaga perdamaian NATO diperlukan, misi yang dapat mempertahankan diri dan akan beroperasi di Ukraina,” terang Kaczynski.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menolak permohonan Kiev untuk menetapkan zona larangan terbang di atas Ukraina, dengan mengatakan hal itu pasti akan mengarah pada bentrokan langsung dengan Rusia. Presiden AS Joe Biden juga menyatakan Washington tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina dan memperingatkan bahwa konfrontasi langsung antara NATO dan Moskow adalah salah satu cara untuk memulai Perang Dunia III.
Diketahui, Moskow menyerang tetangganya pada akhir Februari lalu, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Ukraina untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk, dan pengakuan akhirnya Rusia atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(Susi Susanti)