AS Setujui Peningkatan Sistem Rudal Senilai Rp1,3 Triliun untuk Taiwan

Rahman Asmardika, Jurnalis
Kamis 07 April 2022 17:40 WIB
Foto: Reuters.
Share :

WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah menyetujui potensi penjualan peralatan, pelatihan, dan barang-barang lainnya ke Taiwan untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot dalam kesepakatan senilai hingga USD95 juta (sekira Rp1,3 triliun), demikian diumumkan Pentagon.

Taiwan yang diklaim China telah mengeluhkan peningkatan tekanan militer oleh Beijing untuk mencoba dan memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu untuk menerima kedaulatannya.

BACA JUGA: Bersiap Hadapi China, Taiwan Pelajari Taktik Perang Ukraina

Paket penjualan militer itu akan mencakup pelatihan, perencanaan, penerjunan, penyebaran, operasi, pemeliharaan dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot dan peralatan terkait, kata Pentagon dalam sebuah pemberitahuan kepada Kongres pada Selasa (5/4/2022).

"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata departemen itu sebagaimana dilansir Reuters.

BACA JUGA: Taiwan Gelar Latihan Militer Dekat Daratan China

“Penjualan yang diusulkan akan membantu mempertahankan kepadatan rudal penerima dan memastikan kesiapan untuk operasi udara. Penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air.”

Amerika Serikat terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana untuk membela diri, meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal dan kemarahan yang selalu ditimbulkan oleh penjualan senjata semacam itu di Beijing.

Kantor kepresidenan Taiwan mencatat ini adalah penjualan senjata ketiga yang diumumkan sejak Presiden Joe Biden menjabat, dan menunjukkan sifat "kokoh" dari hubungan mereka.

"Taiwan akan terus menunjukkan tekadnya untuk membela diri, dan terus memperdalam kemitraan kerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain yang berpikiran sama," kata Juru Bicara Xavier Chang dalam sebuah pernyataan.

Meskipun disetujui oleh Departemen Luar Negeri, pemberitahuan tersebut tidak menunjukkan bahwa sebuah kontrak telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai.

Pentagon mengatakan Raytheon adalah kontraktor utama untuk kemungkinan penjualan.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya memperkirakan kesepakatan itu akan "menjadi efektif" dalam sebulan.

Amerika Serikat adalah pemasok senjata internasional utama Taiwan.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya