Ketika Utusan Kubilai Khan Minta Raja Singasari Menjadi Bawahannya

Alyssa Nazira, Jurnalis
Sabtu 16 April 2022 04:03 WIB
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
Share :

Ketika para penasihat Kertanegara mendengar hinaan tersebut, beberapa di antara mereka menyarankan agar utusan itu dibunuh dan jasadnya dikirim ke Cina sebagai bentuk pembangkangan terhadap Mongol. Namun hanya guru paruh waktu Gayatri, Yang Dimuliakan Terenavindu yang merasa keberatan. Ia sadar bahwa Mongol punya harga diri dan kemampuan untuk membalas setiap hinaan, dan kerajaan Singasari tak akan mampu berperang melawan mereka.

Lalu Kertanegara pun mengajukan satu kompromi, bahwa pihak Kerajaan Singasari tidak akan membunuh siapapun demi menunjukkan betapa mulianya welas asih dan kedamaian ajaran Buddhis yang dianut. Namun, kita pun tak boleh membiarkan martabat Jawa kita diinjak-injak. Oleh karena itu, kita mengirim utusan itu kembali ke negerinya.

Dahinya kita cap dengan stempel kerajaan yang bertuliskan pesan: 'Singasari senantiasa mengupayakan hubungan damai dan bersahabat dengan Cina Raya, tapi kami tak akan tunduk pada hinaan dan ancaman apapun’. Merasa dipermalukan, sang utusan Mongol pulang ke negerinya, serta bersumpah untuk kembali dan membalas dendam."

Karena itu, tak ada keraguan bahwa Mongol akan menyerbu Kerajaan Singasari secara besar-besaran, seperti yang mereka lakukan kepeada sejumlah kerajaan lain. Jadi Kerajaan Singasari saat itu harus siap memerangi musuh yang tangguh. Karena itulah Kertanegara merencanakan strategi ganda yang harus ditulis oleh putri bungsunya, Gayatri.

Sumber: Buku Gayatri Rajapatni: Perempuan di Balik Kejayaan Majapahit karya Earl Drake

(Khafid Mardiyansyah)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya